Rabu, 23 Januari 2013

TEKNOLOGI TEPAT GUNA DARI SAMPAH

ya, yang suka memanfaatkan sampah bisa membaca artikel ini. Setelah membaca bisa langsung dipraktekkan.

Volume sampah dikota besar seperti di Jakarta bisa mencapai 24.000-27.000 meter kubik/hari. Kebanyakan kota-kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari seluruh produksi sampah.
Sampah merupakan barang buangan, kotor, berbau, dan sering menimbulkan penyakit,serta mencemari lingkungan dapat menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sampah anorganik bisa membantu mengembangkan industri daur ulang (recycling). Kertas bekas akan di daur ulang oleh industri kertas, sampah plastik dan kaca akan di daur ulang menjadi bahan baku industri, sedangkan sampah organik dapat mengembangkan industri pengolah kompos menjadi pupuk organik dan juga dapat diolah menjadi industri energi/industri bahan bangunan.
Manfaat Sampah
*    Kompos untuk pupuk organik
*    Energi bio arang dan energi biomass untuk listrik
*    Barang-barang aksesoris
 
Jenis sampah
v  Sampah digolongkan berdasarkan asal yaitu;
*     Sampah organik yakni sampah yang berasal dari benda-benda atau makhluk hidup. Contohnya, sisa sayuran, buah-buahan dan daun-daunan.
*     Sampah anorganik yakni sampah yang berasal dari benda-benda atau zat-zat mati. Contohnya, kaleng, plastik, besi, kaca.
v  Sampah dibedakan berdasarkan sumber pembuang dibedakan menjadi tiga macam;
*      Sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah tangga,
*      Sampah industri, meliputi buangan hasil proses industri
*      Sampah makhluk hidup, segala jenis benda buangan dari makhluk hidup.
Teknologi proses sampah

Sampah yang telah ditimbun pada tempat pembuangan akhir (TPA) dapat mengalami proses lanjutan. Teknologi yang digunakan dalam proses lanjutan pada umumnya adalah
Pertama; Teknologi Pembakaran (Incinerator). Teknologi akan menghasilkan produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonservasikan menjadi energi listrik. Keuntungan lainnya menggunakan teknologi ini  dapat mengurangi volume sampah sekitar 75% - 80% dari sumber sampah tanpa proses pemilahan. Abu dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan bisa langsung dapat dibawa ke tempat penimbunan pada lahan kosong, rawa ataupun daerah sebagai bahan pengurung. teknologi ini dalam instalasi yang cukup besar yaitu pada kapasitas 300 ton/hari dapat membangkitkan listrik. Energi listrik yang dihasilkan sekitar 96.000 MWH/tahun, sehingga dapat menekan biaya proses produksi listrik.
Kedua, Teknologi Pengomposan (Composting). Pada prinsipnya teknologi pengomposan adalah sebagai berikut, sampah anorganik seperti kaca, plastik, besi dan bongkahan beton disisihkan dan dibuang. Sehingga yang tersisa tinggal sampah organik. Sampah kemudian digiling lalu dihamparkan begitu saja tertimpa sinar matahari selama beberapa hari sampai membusuk dengan sempurna. Kompos yang dalam pembuatannya dilapisi dengan lumpur dasar sungai ternyata hasilnya jauh lebih baik dibandingkan dengan jika tidak dilapisi dengan lumpur. Proses pembuatan kompos ini biasanya  berlangsung antara 2 hari hingga 6 minggu, maka kompos  siap digunakan.
Ketiga, Teknologi Penimbunan Tanah (Land Fill). Teknologi ini sudah lama dilakukan. Sampah yang terkumpul dari rumah tangga dan pasar dimanfaatkan untuk menimbun tanah rendah. Sampah ditimbun begitu saja sampai menggunung, lalu diratakan dan dipadatkan. Setelah ketinggian mencapi yang diinginkan penimbunan sampah dihentikan. Sebaiknya yang dimanfaatkan jenis sampah yang tak mudah lapuk saja, seperti kertas, potongan kayu, potongan besi, kaleng bekas dan sebagainya. Sebab kalau sampah itu bercampur dengan sampah lapuk yang sangat mudah membusuk akan menimbulkan bau tidak sedap.
Keempat, Teknologi Daur Ulang (Recycling). Barang-barang bekas seperti kertas, kardus, pecahan kaca, botol bekas, logam-logam, plastik dan sebagainya ini bisa dikirim ke pabrik yang melakukan daur ulang, sehingga barang bekas tadi bisa diolah menjadi bahan baku, yang dapat menghasilkan produk daur ulang seperti karton, kardus pembungkus, alat-alat dan perangkat rumah tangga dari plastik dan kaca.
 
Proses pembuatan bahan bangunan
            Proses pembuatan batako, yakni terdiri dari sampah dan berangka/puing. Kedua bahan ini diolah terlebih dahulu. Bakar atau dihancurkan di incinerator (teknologi pembakaran) atau di dalam wadah khusus  seperti drum. Selain dibakar, sampah juga bisa dicacah. Pencacahan dilakukan di sebuah wadah  khusus,
 misalnya di cekungan tanah.Pencacahan tidak sebaik hasil pembakaran karena membutuhkan waktu lama.        
            Perbandingan bahan-bahan untuk membuat batako, sampah yang telah dihancurkan (50%),  berangkal yang telah digiling (35%), semen (10%), dan air secukupnya (5%). Selanjutnya bahan-bahan tadi dicampur dan diaduk-aduk. Adukan jangan terlalu encer atau kental. Setelah jadi adukan dimasukkan dalam alat pencetak, ratakan bagian atasnya. Setelah itu keluarkan batako yang sudah jadi dari alat cetak Untuk membuat lubang-lubang batako, pergunakan pipa besi.



2 komentar:

  1. Di cari segera Peminat Serius Brangkal Gratis dan Kayu bekas di Jakarta Pusat !
    Apa anda perlu puing bangunan (Brangkal )Gratis ? Kebetulan Kami punya sedikit Brangkal sekitar 17 karung.Selain
    itu ada pula Kayu-Kayu bekas berukuran Kecil, Sedang & Besar.
    Bila anda sangat memerlukannya silakan hubungi Kami ke No.Telp: 021 2306020 dgn Drs.Hendi PK,MM Kami tidak menanggung Ongkos Kirim atau Transport jadi bila anda berminat serius silakan anda mengambil di rumah Kami.

    BalasHapus